Banyuwangi, blok-a.com – Festival Kopi yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan di Kecamatan Kalibaru selama empat hari, memasuki puncak acara pada Minggu (4/8/2024).
Bertemakan “Kopi dan Literasi”, festival kopi yang dimulai sejak hari Senin (1/8/2024) digelar di dua desa, yakni Kalbarumanis dan Desa Kebunrejo.
Kegiatan ini digelar untuk mempromosikan kopi lokal dan memperkuat ekonomi kreatif masyarakat setempat. Dari pantauan blok-a.com, kegiatan ini juga diramaikan dengan bazar UMKM milik masyarakat setempat.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani yang hadir pada puncak acara, memberikan apresiasi pada masyarakat Kalibaru dalam memajukan industri kopi di wilayahnya.
“Yang terpenting adalah, kualitas dan kwantitas kopi harus tetap terjaga, agar kopi Banyuwangi khususnya yang dari Kalibaru semakin terkenal. Baik di pasar nasional maupun internasional,” ucap Ipuk Fiestiandani.
Kopi Robusta yang dihasilkan para petani di Banyuwangi, terang Ipuk, saat ini dalam proses verifikasi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) guna mendapatkan status Indikasi Geografis (IG).
“Hal ini dilakukan agar kopi Banyuwangi mendapatkan lisensi. Tidak hanya proteksi bagi produsen, tetapi juga meningkatkan nilai tambah kopi di pasaran dan sekaligus menjadi sarana promosi,” paparnya.
Selain itu, Bupati Ipuk juga meminta kepada masyarakat setempat agar komitmen tetap menjaga dan memelihara kebun kopi yang selama ini telah ditekuni, dan tidak diganti dengan tanaman lain.
“Murah atau mahal, fluktuatif harga merupakan hal yang wajar. Saya berharap para petani kopi tetap konsisten, agar komoditas kopi tetap stabil. Saat ini harga kopi mahal, hal ini merupakan bukti dari hasil kerja keras petani selama ini,” tegasnya.
Sementara itu, hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan. Menurutnya, festival kopi ini menjadi sangat penting bagi semuanya bahwa Banyuwangi punya segalanya.
“Luasan kita punya, pasar juga kita punya bahkan sampai ke Eropa. Maka dari itu kedepanya nanti kita harus bisa mengemas kopi Banyuwangi menjadi sesuatu yang dapat membanggakan,” ujar Arief Setiawan.
Lanjut Arief, bahwa pemilihan lokasi festival kopi di Kalibaru bukan tanpa alasan, hal ini bertujuan untuk mengangkat potensi kopi yang ada di wilayah setempat.
“Sekaligus, agar seluruh masyarakat juga menjadi lebih tahu, bahwa ternyata di wilayah Banyuwangi dari barat sampai ke utara memiliki komoditas kopi yang patut di banggakan,” tandas Arief Setiawan.(kur/lio)
Media Sosial