Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Memengan, Ajak Anak Kurangi Gadget – Lestarikan Mainan Tradisional

Festival Memengan (permainan) Tradisional, yang diselenggarakan di Lapangan Lugjak, Kecamatan Rogojampi, Sabtu (27/7/2024).(blok-a.com/Kuryanto)
Festival Memengan (permainan) Tradisional, yang diselenggarakan di Lapangan Lugjak, Kecamatan Rogojampi, Sabtu (27/7/2024).(blok-a.com/Kuryanto)

Banyuwangi, blok-a.com – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2024, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menggelar Festival Memengan (permainan) Tradisional di lapangan Lugjak, Kecamatan Rogojampi, Sabtu (27/7/2024)

Dengan mengusung tema “Tinggalen Gadget Iro, Ayo Memengan Nang Njobo” (Tinggalkan Gadgetmu, Ayo Main di Luar) ratusan anak-anak yang mengikuti festival, terlihat ceria saat memainkan berbagai permainan tradisional.

Di antaranya seperti Egrang Bambu, Terompah, Egrang Batok, Gobak Sodor, dan lain-lainya.

Bahkan, dari pantauan blok-a.com, para orang tua pun juga tak kalah antusias saat memberikan semangat dan arahan pada anak-anaknya. Mereka ikut larut dalam euforia permainan.

“Ayo nak, jangan sampai kalah, kamu harus menang,” kata salah satu orang tua saat memberi suport pada anaknya yang mengikuti lomba tersebut.

“Aku menang egrang batok, meski baru pertama kali main,” celetuk udin (10), siswa SDN 1 Rpgojampi dengan wajah sumringah.

Kemeriahan pada festival semakin terasa setelah menampilkan aksi permainan tradisional lainnya seperti Bedhil-Bedhilan, Kucing Tikus, Barong, Balap Karung, Hoola Hoop, Terompet, Jaranan, Pesawat Kertas, Pal-palan, dan banyak lagi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir dan mengikuti acara tersebut mengatakan, festival ini rutin digelar sebagai upaya mengajak anak-anak memilih permainan tradisional dibandingkan gadget.

“Yang tak kalah penting permainan tradisional juga sebagai upaya untuk mengurangi pengaruh gadget. Permainan tradisional memiliki nilai-nilai positif mengajak anak-anak saling bekerjasama, meningkatkan empati, menghormati aturan main, dan bisa menghadapi tantangan,” tandas Bupati Ipuk.

Ditegaskan, dengan menekankan pentingnya melestarikan dan menghidupkan kembali permainan tradisional yang mungkin sudah mulai dilupakan oleh generasi saat ini, bertujuan agar anak-anak tidak lupa dengan jati dirinya.

“Ini adalah warisan budaya. Bukan hanya soal permainan, tapi juga tentang menjaga keakraban, sportivitas, dan kreativitas,” paparnya.

Lebih lanjut Bupati Ipuk pun juga mengingatkan kepada para orang tua untuk bersama-sama melindungi anak-anak dari bullying.

“Kebijakan dan regulasi kami optimalkan penuh untuk melindungi anak. Mari kita samakan tekad, bergandengan tangan bersama lindungi anak-anak kita,” ajak Bupati Ipuk di hadapan seluruh orang tua yang hadir dalam festival.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno juga menambahkan, melalui festival ini, anak-anak diajak untuk mengeksplorasi dunia dengan cara lain, selain lewat gadget.

“Melalui permainan tradisional, anak-anak diajak untuk aktif bergerak, bersosialisasi, dan mengeksplorasi dunia luar dengan cara yang menyenangkan,” pungkas Suratno. (kur/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?