Banyuwangi, blok-a.com – Dampak musim panas berkepanjangan di Banyuwangi menyebabkan lonjakan harga cabai rawit dan gula pasir di beberapa Pasar Daerah atau Pasar Tradisional. Bahkan dalam rentang waktu satu bulan, harga keduanya terus naik.
Petugas monitoring harga bahan pokok penting (Bapokting) dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan, Moh Ali Wafa, menjelaskan bahwa pada bulan November ini, harga jual cabai rawit dan gula pasir mengalami tiga kali kenaikan.
“Di Pasda Genteng II, harga jual cabai rawit pada awal November Rp45 ribu per kg, kemudian minggu kedua naik Rp60 ribu per kg, selanjutnya minggu ketiga dan hingga hari ini tembus menjadi Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram,” terang Moh Ali Wafa pada Rabu (22/11/2023) pagi.
Tak hanya cabai rawit, gula pasir juga mengalami kenaikan harga serupa. Pada minggu pertama, harganya masih sekitar Rp15.500 per kilogram, namun dalam dua minggu berikutnya naik menjadi Rp16.500 per kilogram. Saat ini, harga gula pasir berkisar antara Rp18 ribu hingga Rp18.500 per kilogram.
“Menurut keterangan dari beberapa pedagang, kenaikan harga cabai rawit disebabkan lantaran musim panas yang berkepanjangan sehingga panen tidak merata, sedangkan untuk permintaan semakin melonjak,” ujar Moh Ali Wafa.
Kondisi yang sama terjadi pada harga gula pasir, di mana musim panas yang berlarut-larut menyebabkan kekeringan pada stok tebu. Hal ini mengurangi produksi gula pasir dan meningkatkan permintaan di pasar.
Namun, hingga menjelang akhir November 2023, hanya cabai rawit dan gula pasir yang mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Komoditas lain seperti beras, minyak goreng, daging, sayuran, masih mempertahankan harga yang relatif stabil.
Berikut data terbaru Bapokting yang harganya masih relatif standar:
Leave a Reply
View Comments